Jumat, 11 Mei 2018

hiiiiiii......
ini pertama kali nya gw buat blog, jadi harap maklum kalo masih yaaa gitu lah ya wqwqwq.
kali ini gw bakal bahas tentang laporan praktikum bioteknologi (pembuatan tapai).
langsung aja yukssss ........

Laporan Praktikum  Biologi
Bioteknologi (Pembuatan Tape Ketan)

Description: lambang smansa.jpg
Disusun Oleh :
1)          Anis Indriati
2)          Deni Riski Ramadan
3)          Fresti Febria Astuti
4)          Iluh Titan Intani
5)          Pipit Pujianti
6)          Tia Ivanka
Kelas : XII IPA 4

Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  Provinsi  Bengkulu SMA N 1 Bengkulu Utara
Tahun Ajaran 2017/2018


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, Negara yang berada di benua Asia terkenal sebagai Negara dengan keragaman kuliner. Seperti China, Korea, dan lainnya tak terlepas pula di Indonesia. Di Indonesia sendiri hampir setiap daerah memiliki makanan dengan ciri khas tersendiri. Selain karena kekhasan dan keunikan makanan tiap daerah, harga makanan yang murah juga membuat Indonesia sebagai negara wisata kuliner.
Salah satu makanan khas dari Indonesia adalah tapai. Tapai merupakan makanan tradisional yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat. Hal ini tidak lain karena rasanya yang nikmat, harga yang murah dan tentunya mengandung gizi yang baik dan tentunya karena proses pembuatannya yang dapat dikatakan sangatlah mudah sehingga dapat dibuat dirumah sendiri dikarenakan bahan yang mudah didapatkan, serta proses pembuatannya hanya menggunakan peralatan dapur sedernaha. Bahan pokok pembuatan tapai biasanya menggunakan beras ketan, namun tidak hanya menggunakan beras ketan, tapai juga dapat dibuat dari singkong. Namun pada praktikum kali ini akan dilakukan pembuatan tapai menggunakan beras ketan.
Jika ditinjau dari proses pembuatan, dapat diketahui bahwa tapai merupakan salah satu produk bioteknologi berbasis konvensional. Hal ini karena melibatkan mikrobia eukariotik yaitu jamur yang biasanya diperoleh dari ragi artinya di dalam ragi tersebut mengandung jamur yaitu Sacchoromiyces cerevicae. Jamur tersebut berperan  dalam mengubah karbohidrat menjadi alcohol dan karbondioksoda melalui proses fermentasi. Melihat dari konsumsi masyarakat yang gemar mengonsumsi tapai, maka penting diadakan praktikum ini sebagai tambahan pengetahuan pembuatan produk bioteknologi konvensional.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah :
1)      Mengatahui cara pembuatan tapai dengan baik dan benar serta mengetahui karakteristik tapai yang memiliki kualitas yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya (Sutanto, 2006).
Tapai mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan yang merupakan efek dari fermentasi. Rasa manis pada tapai dipengaruhi oleh kadar gula dari tapai itu sendiri. Tetapi kadang-kadang pada sejenis tapai tertentu timbul rasa asam agak menyengat. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlakuan selama proses pembuatan yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang terlampau banyak, penutupan yang kurang sempurna selama proses fermentasi berlangsung, ataupun karena proses fermentasi yang terlalu lama (Oyon Suwaryono dan Yusti Ismaeni, 1987 dalam Santosa, 2010).
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011).
Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Fermentasi merupakan proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya yang sudah biasa dimakan orang sampai sekarang, seperti tempe, oncom, tapai,  dan lain-lain (Nurhayani, 2001).
Diantara bahan dasar pembuatan tapai yang sering digunakan adalah beras ketan baik yang hitam maupun yang putih. Tapai dari beras ketan inilah yang paling banyak dijumpai di toko-toko makanan maupun di Super Market. Namun demikian juga belum diketahui apakah ada perbedaan kandungan etanol dalam tapai yang dihasilkan pada pembuatan dengan kedua macam beras ketan tersebut, sehingga dalam penelitian ini akan dipelajari perbedaan kandungan etanol dalam tapai yang dihasilkan dari bahan dasar beras ketan hitam dan putih (Sutanto, 2006).
Beras, ketan, jagung dan ketela pohon, dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tapai. Bahan-bahan tersebut dikukus hingga matang, dihamparkan ditampah dan setelah dingin dibubuhi ragi, kemudian campuran itu ditaruh dalam belangga, ditutup dengan daun pisang dan disimpan dalam tempat yang sejuk. Tak lama kemudian berkhamirlah karena daya kerja organismeorganisme yang terdapat dalam ragi (Heyne, 1987 dalam Berlian, 2016).
Pada proses pembuatan tapai, masyarakat biasanya menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya. Dengan semakin sulitnya mendapatkan daun terutama di daerah perkotaan maka masyarakat beralih ke pembungkus atau wadah alternatif yang lebih mudah diperoleh untuk proses pembuatan tapai seperti plastik, gelas dan wadah yang lain. Namun demikian belum diketahui apakah wadah fermentasi dalam pembuatan tapai ini berpengaruh terhadap kandungan etanol dalam tapai yang dihasilkan (Sutanto, 2006).
Perbedaan waktu fermentasi dapat menghasilkan perbedaan pertumbuhan mikroorganisme. Semakin lama waktu fermentasi maka mikroorganisme yang tumbuh  semakin banyak sampai nutrisi dimedia tersebut habis. Proses pemecahan karbohidrat dipengarhui aktivitas mikroorganisme. Dari hasil fermentasi yang dilakukan, didapatkan pertumbuhan dan tinggi mikroorganisme yang tertinggi adalah waktu fermentasi 9 hari. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas mikroorganisme yang optimal, sedangkan pada fermentasi hari ke 0 mikroorganisme belum tumbuh dan fermentasi hari ke 3 didapatkan pertumbuhan dan tinggi mikroorganisme rendah (Hidayati, 2013).
Pada proses pembuatan tapai, khamir dan kapang merupakan mikrobia yang mengubah karbohidrat yang terkandung dalam bahan, menjadi gula. peranan ragi dalam pembuatan tape adalah mengubah gula menjadi alkohol. rasa manis pada tape dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam tape tersebut. dalam proses pembuatan tape, kadang-kadang sering dijumpai adanya tape yang berasa masam. hal ini dapat disebabkan oleh adanya kontaminasi sejenis bakteri karena proses pembuatan tape yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang berlebihan dan penutupan bahan pada saat fermentasi berlangsung serta waktu fermentasi yang terlalu lama (Rukamana, 2001).
 BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1  Alat dan Bahan
Alat :
1)      Dandang 1 buah
2)      Baskom 1 buah
3)      Sendok kayu 1 buah
4)      Tampi 1 buah
Bahan :
1)      Ketan hitam 250 gr
2)      Ketan putih 1,6 kg
3)      Ragi tape 10 gr
4)      Gula pasir 100 gr
5)      Daun pisang secukupnya

3.2  Langkah Kerja
1)      Mencuci ketan dan membuang kotoran yang ada pada butiran beras ketan.
2)      Memasukkan beras ketan ke dalam baskom kemudian diberi air sampai menutupi beras ketan. Membiarkan beras ketan selama 10-12 jam.
3)      Mencuci kembali sampai bersih kemudian dikukus seperti cara mengukus nasi biasa. Setelah matang lalu diangkat.
4)      Menaruh beras ketan yang matang tersebut di atas tampi kemudian diratakan. Hal tersebut bertujuan agar nasi ketan matang yang baru dipanaskan dapat dingin secara merata
5)      Menaburkan ragi yang sudah dihaluskan secara merata dan menambahkan pula gula
6)      Memasukkan ketan yang telah bercampur ragi dan gula ke dalam baskom yang telah dialasi daun pisang
7)      Menutup baskom menggunakan daun pisang dan baskom tersebut di bungkus dengan kain rapat agar udara dari luar tidak masuk ke dalam lalu diamkan selama 2-3 malam
 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan pengamatan didapatkan data-data seperti tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Tapai Ketan
No
Aroma
Tekstur
Rasa
1
Berbau alkohol
Lunak dan berair
Manis

Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa tapai ketan memiliki aroma alkohol, teksturnya lunak dan berair dan rasa yang manis.
4.2  Pembahasan
Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya (Sutanto, 2006).
Tapai mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan yang merupakan efek dari fermentasi.  Rasa  manis pada tapai dipengaruhi oleh kadar gula dari tapai itu sendiri (Oyon Suwaryono dan Yusti Ismaeni, 1987 dalam Santosa, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tapai yang telah disimpan selama 3 hari mengalami perubahan rasa dan aroma. Jika di analisis, hal ini berkesesuaian dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayati (2013) yang mengatakan bahwa “fermentasi hari ke 3 didapatkan pertumbuhan mikroorganisme rendah”. Hasil pengamatan menyatakan bahwa tapai memiliki aroma berbau alkohol dengan rasa yang agak manis. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Rukmana (2001) bahwa “Pada proses pembuatan tapai, khamir dan kapang merupakan mikrobia yang mengubah karbohidrat yang terkandung dalam bahan, menjadi gula. peranan ragi dalam pembuatan tape adalah mengubah gula menjadi alkohol. rasa manis pada tape dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam tape tersebut”.
 BAB V
KESIMPULAN

5.1  Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Ragi mengubah karbohidrat menjadi glukosa dan selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol.
2.      Dalam proses fermentasinya tidak memerlukan oksigen.
5.2  Saran
1.      Teliti dalam prosedur kerja
2.      Alat dan bahan yang digunakan harus bersih



yapsss, itulah hasil jerih payah kami sih yaaa wqwq. semoga bermanfaat !!!



hiiiiiii...... ini pertama kali nya gw buat blog, jadi harap maklum kalo masih yaaa gitu lah ya wqwqwq. kali ini gw bakal bahas tentang la...